Scratch? Hmm… mungkin ada yang sudah familiar dengan kata ini. Iya, menggores. Hahaha. Jika diterjemahkan, artinya menggores. Tapi konteks kita bukanlah membahas tentang bahasa.

Lalu apa?

Scratch yang kita bahas adalah aplikasi bernama Scratch. Belum familiar? Oke, saya ajak kenalan dulu.

Dikutip dari situs resminya, Scratch adalah komunitas coding terbesar di dunia untuk anak-anak dan bahasa coding dengan antarmuka visual sederhana yang memungkinkan generasi muda membuat cerita, permainan, dan animasi digital. Scratch dirancang, dikembangkan, dan dimoderatori oleh Scratch Foundation, sebuah organisasi nirlaba.

Scratch Foundation dalam situs resminya juga menjelaskan, Scratch diluncurkan pertama kali pada bulan Mei 2007. Scratch sudah mencapai versi 3.0 untuk versi dekstop.

Pendiri Scratch, Mitch Resnick menjelaskan mengapa kemampuan membuat kode program komputer merupakan bagian penting dari literasi dalam masyarakat saat ini. Saat orang belajar coding di Scratch, mereka mempelajari strategi penting untuk memecahkan masalah, merancang proyek, dan mengkomunikasikan ide.

Scratch saat ini sudah digunakan di lebih 200 negara, dan telah tersedia dalam 70 bahasa, termasuk Bahasa Indonesia. Scratch tidak hanya untuk kalangan anak-anak, tapi juga dapat digunakan untuk orang dewasa. Aplikasi ini cocok untuk Anda yang ingin memperdalam algoritma pemrograman.

Dalam pengembangannya pun, output dari Scratch bisa dikonversikan ke model file lain untuk digunakan di perangkat berbeda.

Saya kasih spoiler sedikit ya?

Interface Scratch
Project Scratch saya, Grizzly The Bear

Jika anda tertarik untuk menggunakannya, Anda bisa mengunjungi situs resmi Scratch di sini. Scratch tersedia dalam versi Web maupun Dekstop. Untuk versi dekstop, Anda bisa mendownloadnya di sini. Tersedia untuk Windows, MacOS, ChromeOS dan Android.

Demikian penjelasan mengenai aplikasi Scratch. Semoga bermanfaat 🙂

Jangan lupa subscribe channel youtube Wimz Computer di sini. Kunjungi terus website kami di sini.