Di artikel sebelumnya, saya sudah menjelaskan sedikit tentang teori dasar mengenai Algoritma. Kali ini saya akan menjelaskan ciri algoritma dan cara merepresentasikannya.

Dalam penyusunan algoritma, tidak ada standarisasi khusus dalam mengatur pembuatannya. Setiap orang dapat membuat algoritmanya sendiri sebebas mungkin. Yang harus digarisbawahi adalah, setiap orang akan memiliki algoritma yang beda satu sama lainnya, saat akan menyelesaikan satu masalah.

Contoh, memasak mie instan. Setiap orang memiliki gaya yang berbeda saat memasak mie instan. Ada yang menggunakan telur rebus, telur mata sapi, mendahulukan bumbu terlebih dahulu baru menuang mie atau sebaliknya, ada yang menggunakan piring, ada yang menggunakan mangkok, dan sebagainya. Sangat beragam. Hal tersebut tidak akan menjadi masalah, selama hasil akhirnya adalah sebuah mie instan.

Algoritma membuat mie instan

Dalam pemrograman komputer juga seperti itu. Banyak aplikasi komputer yang sejenis, namun ketika kita menggunakannya lebih dalam, akan ditemukan banyak perbedaan. Karena memang, kembali lagi, tidak ada standarisasi dalam pembuatan algoritma, sebagai dasar pembuatan algoritma.

Nah, pada penjelasan sebelumnya, penyusunan algoritma didasari dengan dua sifat, sistematis dan logis. Sistematis berarti setiap langkah harus dikerjakan secara berurutan. Logis berarti setiap langkah harus sudah diuji kebenarannya. Selain dua sifat ini, terdapat dua sifat lagi yang menjadi dasar pembuatan algoritma. Yakni Dapat dieksekusi dan Tidak ambigu.

Dapat dieksekusi berarti setiap langkah dapat dieksekusi secara langsung oleh komputer tanpa ada perintah tambahan. Sedangkan tidak ambigu berarti setiap langkah memiliki satu intepretasi, memiliki satu tujuan yang jelas.

Terdapat lima ciri penting yang harus dimiliki oleh sebuah algoritma:

  1. Finiteness (Keberhinggaan), maksudnya sebuah algoritma harus berhenti di satu kondisi jika sudah menyelsaikan semua langkah. Jika tidak terhingga, maka akan memunculkan indikasi kesalahan pada program.
  2. Definiteness (Kepastian), memiliki pengertian bahwa setiap langkah pada algoritma harus memiliki kejelasan. Tidak ambigu.
  3. Masukan, berarti setiap algoritma pasti memiliki masukan (input). Jika tidak ada, maka algoritma tidak dapat dijalankan.
  4. Keluaran, ada masukan, ada keluaran. Jika algoritma sudah memproses inputan, maka sudah seharusnya ada keluaran (output) yang dihasilkan.
  5. Efektifitas, maksudnya algoritma sebaiknya disusun dengan langkah-langkah yang tidak terbelit-belit. Langkah yang berbelit-belit akan memakan memori yang cukup besar, karena prosesnya yang panjang.

Nah, bagaimana caranya kita merepresntasikan algoritma ke dalam program komputer? Ada tiga cara:

  1. Pseudocode
  2. Gambar
  3. Bahasa pemrograman

Apa itu maksudnya?

Pseudocode merupakan suatu cara dalam merepresentasikan algoritma dengan menggunakan bahasa kita sehari-hari. Bahasa Indonesia, bahasa inggris, atau bahasa apapun bisa digunakan dalam pseudocode. Pseudocode biasanya ditulis dalam bentuk komentar pada bahasa pemrograman. Fungsinya untuk menjelaskan langkah-langkah, atau sebatas dokumentasi terhadap sebuah perintah pemrograman.

Dalam pseudocode, terdapat 3 bagian pada algoritma:

  1. Judul, sesuai namanya, judul merupakan identitas. Judul tidak perlu terlalu panjang. Cukup pendek saja, namun sudah mewakili maksud dari algoritma. Terkadang dalam bahasa pemrograman, judul tidak memerlukan spasi.
  2. Bagian Deklarasi, merupakan tahap persiapan dari algoritma. Pada bagian ini dijelaskan kebutuhan agar algoritma dapat berjalan.Dalam algoritma pemrograman, bagian deklarasi menjelaskan input (masukan) apa saja yang akan diproses oleh algoritma termasuk jenis data input (tipe data), juga output apa yang akan dihasilkan serta semua hal yang akan dipakai dalam algoritma.
  3. Bagian Definisi, dijelaskan serangkaian langkah-langkah (instruksi) atau pernyataan (statement) untuk memproses alat dan bahan atau inputan untuk menghasilkan output sesuai yang diharapkan. Langkah-langkah dalam algoritma dituliskan dari atas ke bawah.
Contoh psedocode

Yang berikutnya adalah dengan gambar. Namanya Flowchart. Flowchart adalah cara merepresentasikan algoritma dengan menggunakan simbol atau gambar tertentu. Setiap simbol memiliki arti:

Simbol Flowchart

Yang terakhir adalah dengan bahasa pemrograman. Pada model ini, bahasa pemrograman lebih ditekankan pada interuksi yang dijalankan. Bisa juga sebagai penerjemah pseudocode, agar bisa dieksekusi oleh komputer.

Ada banyak bahasa pemrograman, sehingga bahasa memiliki instruksi atau koding yang berbeda-beda. Namun tujuannya sama, merepresentasikan algoritma agar dapat dijalankan oleh komputer.

Yah, panjang sekali penjelasan hari ini :D. Demikian penjelasan mengenai ciri algoritma dan cara merepresentasikannya.

Semoga bermanfaat 🙂

Jangan lupa subscribe channel youtube Wimz Computer di sini. Kunjungi terus website kami di sini.